Sudah 2 hari sejak gue sampai di Bandara El Tari, Nusa Tenggara Timur. Kalo ada orang nanya, "Lo KKN dimana?" pasti mereka semua kaget dengan jawaban gue. "NTT". Lalu rata-rata mereka berreaksi :
"Hah serius?"
"Jauh amat"
"Gila ngapain lo susah-susah ke NTT"
dan jawaban lainnya yang selalu negatif.
Adanya KKN ini sebenarnya membuat banyak pertanyaan di benak mahasiswa, disini gue ngomongin mahasiswa FK. Periode KKN yang merupakan bulan juli-agustus ini merupakan periode yang paling banyak berisi acara. Osmaru, Skripsi, Lebaran, Liburan. Banyak hal yang seharusnya tidak ditinggalkan karena KKN ini. Tapi kenapa harus ada KKN?
Akhirnya gue memutuskan untuk KKN Mandiri, hitung-hitung "daripada 6 minggu cuma pindah nginep dari Solo ke daerah sekitar Solo, mending sekalian liburan aja yang jauh!"
tawaran pertama yang datang adalah kelompok KKN ke Kolbano, NTT. Maka daftarlah gue disitu.
Awalnya program yang dicanangkan biasa-biasa aja. Penyuluhan sama simulasi sikat gigi yang baik dan benar untuk siswa SD. Tapi mendekati hari keberangkatan, kelompok kami baru dikabari bahwa disana sedang butuh 'bantuan beneran'. Karena KKN Kolbano tahun lalu tidak terlalu terasa efeknya pada warga, katanya.
Kami diminta untuk sirkumsisi. Ya, sirkumsisi atau khitan atau sunat. Dan sudah ada 40an pendaftar. Dan katanya banyak yang sudah besar belum disunat. Mampuz. Tiba-tiba kebayang pasien SMP yang ditangani Zakka waktu baksos, udah ada rambut pubesnya :( CREEPY
Di Kolbano hanya ada 1 dokter. Sisanya perawat dan bidan. Dokter tersebut bisa menangani kasus darurat, umum, bahkan persalinan! Pernah dapet kasus kuret juga malah. Gila, kesempatan yang benar-benar EMAS!
Kami juga nanti diminta untuk jaga malam di Puskesmas, dan harus on call saat ada persalinan, untuk membantu jalannya persalinan tsb. W-O-W!!!
Bahkan di Moewardi aja koas belum tentu bisa dapat kasus dan boleh menangani kayak gini. Rebutan sama residen obgyn duluan :(
Kami juga dipesankan untuk belajar penanganan luka, karena nanti akan ikut diminta hecting luka, banyak KLL disana.
Jadi, tanggal 7 Juli kemarin gue berangkat. Dengan niat yang sudah berubah. Yang tadinya berniat 'supaya bisa jalan-jalan' sekarang InsyaAllah menjadi 'supaya bisa dapat banyak pengalaman dan ilmu medis'
--
Sekarang, di Kolbano gue dan tim diajak ke spot pariwisatanya, Pantai Kolbano, yang memiliki pasir paling berbeda dengan pasir pantai lain. Disini penuh dengan batu hias, iya batu yang biasa untuk dasar aquarium atau dihias diatas tanah tanaman hias. Gaada pasir sama sekali, blas. Air lautnya? jangan ditanya, Laut disini menjadi laut favorit gue so far. Gradasi warnanya tegas banget. Ditambah langit yang sangat biru jernih beda sama Kota Asal saya tinggal, Jakarta, yang bahkan tidak pernah berlangit biru sekalipun. Hanya abu-abu karena terlalu banyak polusi.
Pantai Kolbano
'pasir' atau lebih enak disebut batu hias di pantai Kolbano
batu hias up close, bertaburan di sepanjang Pantai Kolbano
Semoga niat gue tetap dijalan yang benar.
No comments:
Post a Comment