Search This Blog

Dec 23, 2011

Tulisan dalam Sebuah Perjalanan

Hidup & Mimpi

Hari ini aku terbangun dari tidurku, namun tak sejengkal pun meninggalkan mimpiku. Di mimpiku, aku terus berpikir. Di dalam pikiranku, aku tetap menanti. Menanti penuh harap, karena aku hidup dari harapan.

Aku bangkit dari peraduanku. Aku mencoba memulai hidupku. Di hidupku, aku terlalu banyak bermimipi. Bukan, mungkin lebih tepat dibilang, di dalam mimpi aku hidup.

Aku berjalan bersama kecemasan insan terdekatku. Lalu aku mencari satu insan di dalam kumpulan kecemasan itu. Namun terlalu banyak, aku pun tenggelam dalam kecemasan itu.

Sungguh, aku tak berharap lebih kecuali satu hal dari insan tersebut. Sesuatu yang mampu dipersembahkan semua orang. Sesuatu yang selalu kuberikan pada pribadi di belakang cermin. Sesuatu yang mungkin tidak mampu menyelamatkanku.

Hari pun mulai memudar. Kelam telah menyelimuti sang matahari. Sesuatu itu tak kunjung datang, namun aku masih bertahan dalam mimpiku. Bertahan dalam mimpi yang terlalu sering mengecewakanku. Aku tahu sesuatu itu tak akan mengubah nasibku. Tapi, betapa indahnya mengetahui orang yang selalu kita sebut dalam doa kita, mendoakan kita.
 Jakarta - Malang, 19 Desember 2011, 23:00



Hadir

Aku termenung. 
Langit kelam, dan tak satupun ku lihat bintang terang. Hanya aku yang terjaga.
Kesunyian ini membawamu masuk ke dalam pikiranku. Aku heran, bukan wajahmu lah yang terlintas, namun hanya namamu dan itu dapat membuat hatiku terenyuh ketika namamu singgah di benakku. Nama yang membuktikan Tuhan itu tidak memiliki cela.
Mungkin bukan karena perih hatiku terenyuh, tapi karena aku terlalu lelah untuk menjamu dirimu di pikiranku. Aku tak pernah berharap kau pergi, aku hanya berharap kau tidak menyesal hadir di benakku.
Jakarta - Malang, 20 Desember 2011, 00:00


Harapan

Ketika bumi mulai menunjukkan keangkuhannya
Ketika mentari tak lagi hangat
Aku menemukan pelangi
Sebuah kesempurnaan yang hadir setelah duniaku diterjang badai
Dengan harap, kucoba berlari tuk menghampirinya
Namun sekuat apapun ku berlari, tak sehasta pun jarak kami berkurang
Aku tahu aku bukanlah satu-satunya yang tenggelam dalam kekaguman akan dirimu
Dan aku tahu, hampir semua kecewa

Sungguh aku tak peduli hadirmu di setiap hati orang yang kagum adalah nyata maupun tidak. Tidak sedikit yang berbahagia meski hanya dengan kehadiranmu dalam dunia mereka.

Aku bukanlah sesosok insan yang istimewa, tapi mungkinkah aku menjadi insan paling beruntung? Insan dengan jiwa yang kau percaya untuk menerima kebahagiaan darimu setiap saat?
Insan yang dapat meyakinkan dirimu, bahwa dirimu adalah pelengkap duniaku?
RanuKumbolo, Semeru, 22 Desember 2011, 03:50
   

Tulisan ini dibuat oleh Paripurna Bawonoputro, selama perjalanannya mendaki gunung Semeru. gilagila, strong abesh :'')

Enjoy!
 

No comments:

Post a Comment